Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) kembali melaksanakan kegiatan akademik bertaraf nasional melalui Kuliah Pakar Epidemiologi yang digelar secara daring melalui platform Zoom Meeting pada Jumat, 3 Oktober 2025. Acara ini menghadirkan narasumber ternama, Prof. Dr. Apt. Zilhadia, M.Si., yang menyampaikan materi bertema “Epidemiologi dalam Tinjauan Integrasi Islam dan Ilmu Kesehatan.”
Acara dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan I FKM UINSU, Dr. Hasrat Efendi Samosir, S.Ag., M.A., yang dalam sambutannya menekankan pentingnya kolaborasi antara ilmu pengetahuan modern dan nilai-nilai keislaman dalam membangun paradigma kesehatan masyarakat yang lebih holistik. “Kesehatan tidak hanya soal fisik dan medis, tetapi juga terkait dengan nilai spiritual, etika, dan tanggung jawab sosial. Melalui kegiatan ini, kita belajar bagaimana Islam dan ilmu kesehatan saling memperkuat dalam memahami fenomena epidemiologi,” ujarnya.
Dalam pemaparannya, Prof. Zilhadia menjelaskan bahwa epidemiologi sebagai ilmu yang mempelajari pola dan penyebab penyakit pada populasi dapat dikembangkan lebih luas dengan pendekatan integratif. Menurutnya, Islam telah mengajarkan prinsip-prinsip kesehatan masyarakat jauh sebelum ilmu modern berkembang. “Konsep kebersihan, pencegahan penyakit, dan kepedulian sosial yang diajarkan Islam merupakan bentuk nyata penerapan nilai-nilai epidemiologi,” jelasnya.

Beliau juga menyoroti bahwa pendekatan integrasi keilmuan antara Islam dan kesehatan sangat relevan dalam menghadapi tantangan kesehatan global saat ini. Pandemi dan berbagai penyakit menular modern menuntut pemahaman yang tidak hanya berbasis data ilmiah, tetapi juga mempertimbangkan dimensi moral dan kemanusiaan. “Epidemiologi bukan sekadar menghitung angka, tetapi memahami manusia dalam seluruh konteks kehidupannya,” tegas Prof. Zilhadia.
Kegiatan yang diikuti oleh ratusan mahasiswa dan dosen FKM UINSU ini berlangsung dengan penuh antusias. Para peserta aktif berinteraksi melalui sesi tanya jawab, mengajukan pertanyaan terkait bagaimana penerapan nilai-nilai Islam dalam penelitian epidemiologi serta peran moralitas ilmuwan kesehatan dalam menjaga objektivitas dan integritas data. Respons positif dari peserta menunjukkan besarnya minat terhadap pendekatan multidisipliner dalam studi kesehatan masyarakat.
Dalam diskusi, beberapa mahasiswa juga menyampaikan pandangan bahwa kuliah pakar ini membuka wawasan baru tentang cara Islam memandang kesehatan sebagai amanah yang harus dijaga dengan ilmu dan tindakan. Para dosen pun menilai bahwa kegiatan ini sangat relevan dengan visi UINSU dalam mengembangkan integrasi ilmu pengetahuan dan agama, khususnya di bidang kesehatan masyarakat yang kini semakin kompleks dan global.
Dr. Hasrat Efendi Samosir dalam penutupannya menyampaikan apresiasi kepada narasumber dan seluruh peserta yang telah berpartisipasi aktif. Ia menegaskan bahwa kuliah pakar semacam ini merupakan bagian dari upaya FKM UINSU untuk memperkuat kompetensi akademik mahasiswa sekaligus membentuk karakter ilmuwan Muslim yang beretika dan berwawasan luas. “Kita ingin mencetak sarjana kesehatan masyarakat yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kesadaran spiritual dan sosial yang kuat,” tambahnya.
Dengan terlaksananya kuliah pakar ini, FKM UINSU kembali menunjukkan perannya sebagai institusi pendidikan yang tidak hanya fokus pada penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga berkomitmen membangun sinergi antara sains dan nilai-nilai Islam. Harapannya, kegiatan serupa terus dikembangkan agar mahasiswa mampu menjadi generasi ilmuwan yang berpikir integratif, beretika, dan berkontribusi nyata bagi kesehatan umat dan kemaslahatan lingkungan sosial.