FKM UIN-SU Medan Gelar Kuliah Pakar Peminatan Epidemologi

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (FKM UIN-SU) Medan melakanakan kuliah Pakar dalam peminatan Epidemologi dengan tema ; Mengenal Efektivitas Diagnostik Test sebagai Upaya Deteksi Dini dan Pengendalian Covid-19 yang berlangsung secara daring dengan narasumber Dr. dr. Mohammad Zulkarnain, M.Med, Sc dari Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (UNSRI) Palembang yang juga menjabat wakil rektor bidang kemahasiswaan, Jumat (29/10/2021).

Dalam sambutannya, Dekan FKM UIN-SU Medan Prof. Dr. Syafaruddin, M.Pd, menyampaikan bahwa program kuliah pakar merupakan program Fakultas yang dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan.

“Kegiatan ini bertujuan sebagai wadah sharing informasi keilmuan dalam 7 peminatan Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat. Selain itu, ada tiga tujuan utama dalam kuliah pakar ini, yaitu pertama memperluas wawasan keilmuan dalam bidang peminatan, kedua mengembangkan sikap ilmiah dalam bidang penelitian guna memecahkan masalah kehidupan, khusussnya bidang epidemologi; dan ketiga meningkatkannya keterampilan dalam melakukan penelitian imiah,” jelas Prof. Syafaruddin.

“Saat ini masyarakat yang terpapar Covid-19 cenderung menurun, bahkan level PPKM sudah menurun dari level 4 menjadi level satu, namun kita harus tetap waspada untuk menjaga protokol kesehatan dan melakukan tes diagnostic sebagai upaya preventif saat akan melaksanakan kegiatan secara luring dan akan melakukan perjalanan dengan alat transportasi udara,” pungkasnya.

Foto peserta kegiatan Kuliah Pakar Peminatan Epidemiologi FKM UIN Sumatera Utara Medan

“Kegiatan ini bertujuan sebagai wadah sharing informasi keilmuan dalam 7 peminatan Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat. Selain itu, ada tiga tujuan utama dalam kuliah pakar ini, yaitu pertama memperluas wawasan keilmuan dalam bidang peminatan, kedua mengembangkan sikap ilmiah dalam bidang penelitian guna memecahkan masalah kehidupan, khusussnya bidang epidemologi; dan ketiga meningkatkannya keterampilan dalam melakukan penelitian imiah,” jelas Prof. Syafaruddin.

“Saat ini masyarakat yang terpapar Covid-19 cenderung menurun, bahkan level PPKM sudah menurun dari level 4 menjadi level satu, namun kita harus tetap waspada untuk menjaga protokol kesehatan dan melakukan tes diagnostic sebagai upaya preventif saat akan melaksanakan kegiatan secara luring dan akan melakukan perjalanan dengan alat transportasi udara,” pungkasnya.

Dalam paparannya, Dr. dr. Mohammad Zulkarnain, M.Med, Sc, menjelaskan bahwa bahwa terdapat 3 alat testing covid19 yang pernah dipakai oleh pemerintah. Dari ketiga alat tersebut memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Untuk alat diagnostik yang paling handal saat ini adalah dengan RT-PCR .

“Alat ini memiliki nilai sensitivitas dan spesivisitas yang tinggi. Namun kekurangannya membutuhkan 1-3 hari untuk membaca hasil serta biayanya mahal. Alat diagnostik kedua, adalah dengan rapid Antigen. Alat diagnostik ini memiliki nilai sensitivitas yang baik namun tidak spesifik, sebab infeksi lain bisa menimbulkan IGG dan IGM yang sama dengan covid-19. Keuntungan alat ini dapat dengan cepat membaca hasil serta biayanya murah. Alat diagnostik terakhir adalah Rapid Antibodi,” paparnya.

Namun alat ini, sambungnya, sudah tidak direkomendasikan lagi untuk penegakkan diganosa covid-19, hanya saja masih boleh dipakai untuk surveilans epid. Kekurangan alat ini diagnosis paling lemah sebab tidak sensitif, orang yang terinfeksi awal Covid-19 tidak langsung membentuk antibodi, pembentukan antibodi hari ke 5-7 hari, sehingga pemeriksaan antibodi tidak akan terbaca.

“Untuk itu, Orang-orang yang memiliki gejala Covid-19 dan memiliki riwayat kontak walaupun hasil diagnostiknya negatif tetap harus mengkarantinakan dirinya, untuk menjaga keselamatan bersama. Kesimpulan dari kuliah pakar ini, bahwa strategi pertama dalam pengendalian Covid-19 adalah pelacakan dan diagnosa dini pada penyakit. Namun tidak melupakan strategi selanjutnya yaitu disiplin protokol kesehatan, kemudian vaksinasi,” papar Dr. Mohammad Zulkarnain.

Kuliah pakar epdemologi dipandu oleh moderatori Zata Isma, S.Km, M.Km, dosen FKM UIN-SU Medan, dan juga sebagai koordinator peminatan epidemologi dan berjalan lancar.

Acara tersebut juga dihadiri Wakil Dekan I, Dr.Muhammad Furqon, M,Com, Sc, ketua prodi studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Susilawati, S.KM., M.Kes dan Sekretaris Prodi dr. Novy Susanti, M.Kes, para dosen, mahasiswa FKM UIN SU, dan mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi Ilmu Kesehatan Masyarakat di Indonesia. (red)